Tampilkan postingan dengan label jalan jalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jalan jalan. Tampilkan semua postingan

8 Agu 2010

Antara Te Be Dan Be Te

Aku baru saja selesai mandi dan bersiap-siap untuk wudhu dan sholat Ashar ketika umi dan abi datang. Agak kaget juga sebab seharusnya umi dan abi pulang tak secepat itu. Umi baru saja berangkat ke rumah sakit diantar mas Fajar untuk kontrol, tapi lima belas menit kemudian umi sudah kembali bersama abi. Rupanya sore itu dokter Rai Cosa – dokter yang menangani umi waktu sakit kemarin – berhalangan hadir sehingga jadwal kontrol umi ditunda Senin depan.

“ Dari pada di rumah suntuk, kita jalan-jalan aja yuk! “ ajak umi yang langsung kujawab dengan mantap. “ Yes! “ .

Rupanya dalam perjalanan pulang dari rumah sakit tadi abi dan umi sudah sepakat untuk mengajak aku jalan-jalan sore itu. Sambil menunggu aku sholat, abi mandi dan siap-siap. Meski agak mendung, akhirnya kami bertiga nekad jalan-jalan juga. Dan tentu saja tujuan kami adalah bunderan Te Be ( Taman Burung ).

Seperti biasa, suasana bunderan Te Be ini sudah ramai dengan pedagang dan orang-orang yang sengaja datang ke situ untuk melewatkan sore sambil menikmati aneka jajanan. Karena mendung agak menghawatirkan, kami tak sempat berlama-lama di sana. Setelah membeli tiga potong kaus dalam untukku, kami langsung putar arah balik, berbarengan dengan gerimis yang sudah mulai rintik.

Ternyata mendung di langit tak rata. Masuk perumahan purati cuacanya sedikit cerah. Umi yang masih penasaran karena penjual risoles kesukaannya tidak dagang, mengajak mampir ke pasar kaget Purati. Abi bilang di sana ada penjual roti goreng, siapa tahu bisa menghilangkan rasa kecewa umi.

Sebelum membeli roti goreng, kami sempat mampir di penjual baju yang berada di paling ujung. Aku tertarik dengan baju warna putih dengan sedikit motif bunga di bagian depan dan corak kotak-kotak di ujung lengan dan baju bagian bawah. Wah, aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi, rupanya cintaku tak berbalas karena ternyata sang penjual mematok harga yang diluar dugaan dan diluar jangkauan. Mahal! Dibandingkan harga baju di plaza Kutabumi harganya jauh berbeda. Be Te deh jadinya!


Meski sebenarnya naksir berat, tapi pikir-pikir sayang juga kalau memaksakan beli, apalagi abi janji besok pagi aku akan di ajak ke tempat pak haji Jaha di daerah Paku Haji untuk berobat di sana. Pulang dari sana, kami berencana mampir ke plaza Kutabumi untuk membeli beberapa kebutuhan untuk persiapan puasa. Mudah-mudahan disana ada baju yang sama dengan harga yang lebih murah. Semoga!

Gambar dipinjam dari sini

11 Jul 2010

Jadi Penulis, Mungkinkah?

Aku ingin jadi penulis. Mungkinkah? Mengapa tiba-tiba aku ingin jadi penulis, padahal sebelumnya aku bercita-cita ingin jadi dokter? Tapi, tidak salah kan kalau aku ingin jadi keduanya? Tak ada larangan kan untuk menjadi dokter sekaligus penulis? Bagaimana ceritanya aku bisa menambah keinginanku dari jadi dokter kemudian menjadi penulis?

Semua berawal setelah aku membaca buku Bunga, Sang Penulis Cilik karya mbak Dini yang merupakan rangkaian dari serial buku Kecil Kecil Punya Karya yang diterbitkan oleh DAR! Mizan. Buku ini kubeli kemarin malam saat jalan-jalan ke Plaza Kutabumi bareng abi dan umi.

Semula aku pikir rencana jalan-jalan sore itu bakal gagal, soalnya sampai jam setengah lima kami belum siap sama sekali. Tapi, rupanya abi sengaja ingin berangkat agak sore, agar bisa menikmati pemandangan senja di danau atau situ Bulakan. Dari situ Bulakan, baru nanti jalan memutar dan mampir di Plaza Kutabumi.

Sampai di Plaza, kami langsung mencari mushola untuk sholat maghrib dulu. Ini adalah kali pertama kami ke sana, sehingga perlu dua kali abi bertanya dimana letak mushola, yang ternyata ada di lantai tiga, lantai paling atas.

Usai sholat, kami baru jalan-jalan mengelilingi plaza yang lebih mirip dengan pasar baju di Jati tapi bedanya beberapa penjual sengaja memasang bandrol sehingga calon pembeli bisa melihat harganya tanpa perlu banyak bertanya. Sore itu kami memang tidak berniat untuk belanja pakaian, kami sekedar jalan-jalan dan nantinya paling membeli kebutuhan dapur dan kamar mandi. 

Melihat pakaian yang dipajang dengan bandrol harga murah, abi dan umi tertarik pada salah satu baju warna coklat yang model dan ukurannya pas untukku. Semula aku tidak mau dibelikan baju itu, tapi malah abi sama umi yang ngotot membelikan untukku. Mengapa? Karena targetku adalah membeli buku bacaan baru. Tanpa setahu abi dan umi, aku sudah membawa uang tabunganku untuk membeli buku. Kalaupun nanti kurang, aku bisa minta abi atau umi. Dan, Alhamdulillah, akhirya aku menemukan beberapa buku dari serial Kecil Kecil Punya Karya. Dan setelah melalui beberapa pertimbangan, akhirnya aku memilih buku Bunga, sang Penulis Cilik ini. Bagus, bagus sekali.

Mungkinkah aku bisa jadi penulis, seperti Bunga dalam buku yang ditulis mbak Dini? Ya Allah, ijinkan aku memiliki cita-cita lebih dari satu, dan berikan yang terbaik untukku, amin.

Gambar dipinjam dari Mizan

3 Jul 2010

Asyiknya Outbond

Aku ingin outbond, sungguh!
Keinginan ini begitu kuat setelah aku membaca buku Asyiknya Outbond karya Qurrota Aini yang merupakan satu dari serial Kecil Kecil Punya Karya yang diterbitkan oleh DAR! Mizan. Buku ini kubeli saat jalan-jalan ke Lippo Supermal Karawaci bareng mbak Endah kamis malam kemarin.

Spontan dan mendadak, abi mengajak aku dan mbak Endah jalan-jalan ke Lippo Supermal Karawaci karena malam itu adalah kesempatan terakhir bagi mbak Endah untuk jalan-jalan. Besok  sore, mbak Endah harus segera ke Bekasi karena Minggu pagi mbak Endah sudah pulang ke Kebumen bareng keluarga Bude Arum.

Bertiga kami berangkat naik motor. Setengah enam kami sudah sampai di sana. Abi sengaja tidak langsung ke Gramedia, tujuan utama kami. Sambil menunggu maghrib, abi mengajak kami ke lantai 3 dimana banyak dijual cd-cd dan peralatan IT lainnya. Disana, abi membelikanku cd bank soal dan cd anak pintar seri alam dan teknologi . Abi juga membelikan dua cd yang sama untuk Nova, anak teman kantor abi.

Usai sholat maghrib, kami langsung ke Gramedia. Di sana, aku dan mbak Endah langsung menuju ke bagian buku-buku untuk anak dan remaja. Salah satunya adalah buku Asyiknya Outbond ini yang akhirnya dibeli abi sebagai hadiah untukku. Sementara aku dan mbak Endah asyik membaca buku-buku remaja, abi justru sibuk mondar-mandir mencari buku 20 Tahun Mencari Keadilan karya sahabat abi, Pak Bahtiar Hs yang menurut data komputer masih ada tapi ternyata setelah dicari tidak ketemu. Seorang petugas mengatakan kalau buku tersebut sudah di retur ke penerbitnya.

Puas di Gramedia, akhirnya kami jalan-jalan sebentar ke Time Zone di lantai dasar dan langsung ke Hypermart. Tak lama kami di Hypermart, hanya membeli buku tulis untukku, mbak Endah, Nisa dan mas Okta serta beberapa jajan karena kami sudah ditunggu bulik Sri di rumah yang datang bada’ maghrib bersama mas Anggi dan Noval, meskipun akhirnya mereka tak sabar menunggu kami pulang dan berpamitan ketika abi masih mengantri di kasir.

Jalan-jalan yang menyenangkan. Tinggal outbond yang masih membuatku penasaran. Selesai membaca buku Asyiknya Outbond ini, rasa penasaranku semakin menjadi. Mungkinkah satu saat nanti aku benar-benar bisa ikut outbond. Bersama mbak Endah? Semoga!

Gambar dipinjam dari Mizan

2 Jul 2010

Nikmatnya Jagung Bakar

“ Evi, buruan mandi terus sholat Ashar !” kata abi sepulang dari mushola
“ Kita mau kemana, Bi?” tanyaku. Biasanya kalau abi ngasih perintah seperti ini, itu pertanda abi mau ngajak jalan-jalan.
“ Kita akan jalan-jalan, mau?”
“ Mau, mau! Nisa dan mba Endah diajak kan?”
“ Ya, kasih tahu sana biar pada siap-siap “
“ Hore…!”

**

Sore yang cerah, secerah wajahku, Nisa dan juga mba Endah. Terlebih aku dan Nisa yang baru saja mendapat hadiah sandal cantik dari Bulik saat menjemputnya kerja tadi. Kesempatan nih, jalan-jalan sekalian nyoba sandal baru. Bertiga kami dibonceng abi pakai motor. Aku dan mba Endah dibelakang, sedang Nisa di depan.

Tujuan pertama adalah ke bunderan Taman Burung. Setiap sore bunderan ini selalu ramai, terlebih hari Sabtu dan Minggu. Bermacam pedagang tumpah ruah di sini, mulai dari makanan dan minuman, pakaian sampai  mainan. Di bunderan Taman Burung ini, semula abi ingin mencetakan photo yang sudah di simpan di flash disk. Tapi sayang, tukang cetak photo yang biasa ngampar di pinggir jalan dekat mainan anak-anak,sore itu tidak kelihatan. Akhirnya, di bunderan Taman Burung ini kami hanya berputar-putar saja. Singgah sebentar di pedagang vcd, dan akhirnya melanjutkan perjalanan. 

Tujuan kedua adalah ke danau atau situ Bulakan. Di danau ini ada lebih dari sepuluh perahu bebek yang bisa disewa. Kalau tidak salah, per 30 menit sewanya hanya sepuluh ribu rupiah. Aku sendiri belum pernah sewa perahu bebek di sini. Aku tidak bisa berenang, takut tenggelam di tengah danau. Hi….syerem! Mengapa danau ini jadi tujuan kedua kami? Ya! Karena jagung bakarnya! Di sepanjang jalan danau atau situ ini, terdapat banyak pedagang makanan dan minuman. Ikan bakar, otak-otak, jagung bakar dan juga es kelapa. Sore itu kami sepakat untuk membeli jagung bakar. Aku, Nisa dan mba Endah sama-sama memesan jagung bakar rasa pedas. Mm….yummy! Ueennnnaaak……..banget. Rasanya seru, ada manis dan ada pedasnya. Mau? Beli dong! Hihihi

26/06/2010
Gambar dipinjam dari sini