Nasi Setengah Matang

Hari ini niatnya aku ingin membuat kejutan untuk abi, tapi kenyataan justru sebaliknya, aku yang terkejut sendiri.

Semua berawal dari keinginanku untuk membantu abi yang semenjak kepergian umi selalu melakukan pekerjaan rumah sendiri, termasuk memasak nasi. Dari ide inilah kemudian aku mencoba untuk memasak nasi menggunakan magic com. Bagi orang lain, memasak nasi apalagi menggunakan magic com mungkin bukanlah sesuatu yang istimewa, sudah terlalu biasa. Tapi bagiku, memasak nasi bukan saja yang pertama kali tapi juga memberiku satu kenangan yang tak terlupakan.

Diam-diam, agar tak ketahuan Bude – terpaksa sembunyi-sembunyi karena selain sebagai kejutan buat abi, aku tak yakin kalau Bude akan mengijinkan aku memasak sendiri. Selama ini kebutuhanku juga abi soal makan sebenarnya sudah dijamin Bude, tapi abi bersikeras untuk memasak nasi sendiri , sedang sayur dan lauk pauknya minta ( beli sih sebenarnya ) ke Bude. Berbekal ilmu yang pernah diajarkan almarhumah umi, akhirnya aku ‘nekad’ memasak nasi. Tapi apa hasil, lebih dari satu jam tak semua beras yang kumasak berubah menjadi nasi. Ya, hasil memasakku bukan nasi seperti yang biasa aku konsumsi, tapi nasi setengah matang.

Dengan ragu – atau tepatnya malu – kusampaikan kejutan yang telah membuatku terkejut sendiri ini kepada abi, sepulang kerja. Abi tidak marah, tertawa geli malah. Setelah dilakukan ‘investigasi’, ternyata bukan berasnya nda nurut dengan perintahku, tapi karena air yang kuberikan tidak mencukupi, sehingga beras tak sempurna menjadi nasi. Hihi..... Malu juga rasanya, tapi mau gimana lagi, bukan terlanjur nasi menjadi bubur, tapi boro-boro sampai jadi bubur yang ada malah nasi setengah matang. Telur kale..........................!

Beruntung ada Bude – bukan Budi – yang dengan ‘panci ajaib’nya bisa menyempurnakan metamorfosa dari beras menjadi nasi. Oalah...............wong niatnya mau kasih kejutan lah kok malah terkejut sendiri. Gubrak!

Gambar dipinjam dari sini