6 Jan 2011

Mimpi Ningsih

Ningsih tak ingat lagi, kapan pertama kali ia mimpi seperti ini. Ia juga tak ingat, sudah berapa kali ia bermimpi yang sama. Namun yang jelas, Ningsih sangat menikmati mimpinya itu. Dipeluk, dicium ayah dan ibu, puluhan bahkan ratusan murid ingin menjadi temannya, dan tak ada satupun guru yang tak mengenalnya. Menjadi bintang kelas, mimpi yang sempurna.

Sebenarnya Ningsih mempunyai satu mimpi yang selama ini ia simpan sendiri. Hanya kepada Allah Ningsih berani membagi mimpinya. Tak bosan ia berdoa agar Allah berkenan mengabulkan impiannya, meski ia sendiri tak tahu bagaimana caranya. Ningsih ingin agar tarian jemarinya di atas laptop tak hanya di mimpi, tapi menjadi kenyatan. Namun sepenuhnya Ningsih sadar, anak siapalah dirinya. 

Ningsih terus bertahan dengan mimpinya. Ia tak bercerita kepada siapapun. Ia tak mau menjadi bahan tertawaan teman-temannya. Juga, ia tak ingin ayahnya yang bekerja sebagai tukang ojeg menjadi terbebani dengan hayalannya. Ningsih juga tidak mau ibunya yang setiap pagi dan sore berkeliling kampung menjajakan sayur dan gorengan semakin kurus memikirkan mimpinya. Bagi mereka laptop hanyalah benda asing, seasing tangan mereka menggenggam uang jutaan rupiah, harga untuk sebuah laptop. Ningsih sudah cukup bahagia, menyentuh dan menggerakan jari jemarinya di atas deretan huruf dan angka dalam mimpinya. Berulang kali ia tuliskan, ia ingin ini bukan sekedar mimpi tapi benar-benar terjadi.

Tak ada yang tak mungkin di dunia ini, Ningsih pernah mendengar seorang guru mengatakan hal ini, dan ia meyakininya. Maka menjadi bintang kelas menurutnya tidaklah semustahil ia memiliki laptop. Kemisikinan orang tuanya bukan penghalang baginya untuk menjadi juara kelas. Ia hanya perlu belajar lebih giat lagi, dan mimpinya akan terbukti. Dua semester Nining mendapatkan peringkat pertama di kelasnya, bahkan masih lebih tinggi dibanding juara dari kelas lainnya. Nining merasa sebagian mimpinya sudah menjadi kenyataan. Puluhan murid berebut ingin duduk sebangku dengannya. Dan bertemu dengan siapapun, tak ada guru yang tak mengenalnya. Hanya satu yang sampai saati ini masih bertahan. Laptop itu, ia hanya bisa menyentuhnya setelah ia tidur dulu.

Tanpa sepengetahuan Ningsih, juga murid lainnya satu hari datanglah seorang pejabat pemerintah dari dinas pendidikan dan seorang sales dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang IT. Kedatangan mereka menemui kepala sekolah siang itu adalah untuk membicarakan rencana sekolah yang akan menambahkan pelajaran computer di kurikulum pelajaran mereka. Sebagai perangsang, sang sales menawarkan sebuah promo bahwa perusahaannya akan memberikan satu buah laptop gratis kepada siswa yang selama setahun terakhir nilai di raportnya tak ada satupun yang kurang dari 8. Jika ternyata jumlah siswa yang memenuhi persyaratan lebih dari satu orang, maka mereka harus mengikuti sebuah tes dan yang nilai tesnya tertinggilah yang berhak mendapatkan laptop itu. 

Pihak sekolah bergerak cepat. Semua guru dipanggil, masing-masing diminta membawa raport muridnya yang menjadi juara kelas. Enam raport terkumpul di meja kepala sekolah. Dengan teliti sang kepala sekolah memeriksa keenam rapot itu satu persatu. Sampai di raport kelima, ia tak menemukan satupun yang memenuhi persayaratan. Selalu saja ada siswa yang nilainya kurang dari 8, meskipun hanya satu pelajaran dan rata-ratanya lebih dari depalan namun itu tetap tak memenuhi persyaratan. Kepala sekolah agak ragu ketika hendak membuka raport ke enam, rapot terakhir. Ia takut di sana juga ada angka 7 seperti kelima raport sebelumnya. 

Kepala sekolah setengah berteriak. Ia merasa mendapatkan apa yang selama ini ia cari. Segera ia menyuruh ajudannya untuk memanggil Ningsih di kelasnya. 

“ Selamat Ningsih, kamu terpilih sebagai siswa yang beruntung mendapatkan laptop dari PT Media Utama. Nilai raportmu tak ada yang dibawah delapan, malah banyak yang sembilan “ Kepala sekolah menyalami Ningsih dengan erat.

“ Terima kasih “ jawab Ningsih singkat. Ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi mendengar laptop, ia tak bisa lagi menahan air matanya. Dan ia tetap sesenggukan ketika satu persatu, guru yang ada di kantor menyalaminya, mengucapkan selamat kepadanya.

Hikmah dibalik kisah ini:
1. Jangan takut bermimpi, jangan meremehkan mimpi. Banyak hal yang awalnya terasa mimpi berwujud jadi kenyataan dengan kerja keras dan doa yang tak terputus
2. Allah Maha Kaya, Maha Kuasa. Tak ada yang mustahil bagi Nya, termasuk mengabulkan permohonan kita yang terkadang akal tak menemukan jalannya.

Kisah fiktif ini diikutkan dalam Kontes Unggulan Cermin Berhikmah di BlogCamp.
Gambar dipinjam dari sini

10 komentar:

  1. mimpi adalah kunci utk kita menaklukkan dunia.
    dg mimpi kita tau kemana kita menuju.

    BalasHapus
  2. Sahabat tercinta,
    Dengan hormat diberitahukan bahwa berhubung BlogCamp saat ini sedang dalam proses pembaharuan maka pagelaran Kontes Unggulan Cermin Berhikmah (K.U.C.B) dipindahkan ke New BlogCamp.
    Bagi yang sudah mendaftar di BlogCamp dan yang belum mendaftar silahkan mengunjungi
    http://newblogcamp.com/kontes/kontes-unggulan-cermin-berhikmah
    Terima kasih
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  3. Bermimpilah karena dengan bermimpi kita akan hidup..
    sukses di kontesnya Pak De ya..

    BalasHapus
  4. semoga semua mimpi kita di tahun 2011 ini bisa menjadi kenyataan.. semoga pula menang kontesnya.. amien...

    BalasHapus
  5. mari bermimpi, dan jangan takut bermimpi.

    salam dari gotaufik si musang gokill, salam gekko. :-)

    BalasHapus
  6. yup....kadang apa yang selama ini cuma jadi khayaln pada akhirnya benar2 menjadi kenyataan....untuk itu jangan takut bermimpi.....

    keren mbak tema yg diambil....smoga menang yachh...salam kenal

    BalasHapus
  7. kata pujangga.. semua berawal dari mimpi

    BalasHapus
  8. Ikut kontes ya? Semoga menang... tulisannya bagus sekali.

    BalasHapus
  9. jadi makin bersemangat untuk bermimpi...

    _karenaadayangbilangmimpiadalahkunciuntukkitamenaklukandunia_

    salam kenal :)

    BalasHapus
  10. Mimpi membuat kit alebih bersemangat untuk Hidup dan lebih terarah dalam mencapai tujuan..
    selain itu, mimpi adalah salah satu kebiasaan orang-orang besar terdahulu..
    Nice post..
    Saya juga pernah memimpikan sesuatu dan ternyata terjadi..

    BalasHapus