101010 atau 10 Oktober 2010 adalah hari yang tak mungkin kulupakan sepanjang umur hidupku. Minggu, bada’ Ashar umi telah kembali kepangkuan Illahi robbi. Umi menghembusan nafas terakhirnya diantara kami; aku, abi, lek Hu dan juga bulik Tari.
Sabtu malam, bada’ maghrib aku, bulik Tari, lek Hu ditemani mas Fajar dan mas Azis baru berangkat menengok umi karena sebelumnya ada mas Rohmat yang main ke rumah. Abi sendiri sudah berangkat pagi tadi, menggantikan mbah putri yang semestinya akan pulang ke Kebumen sore tadi tapi ditunda karena mbah putri masih merasa kecapekan.
Tak banyak pembicaraan semenjak kami datang. Umi dan abi yang saat itu sudah cemas, menunggu kami di bangku depan rumah pak haji. Umi dan abi sengaja meledek kami dengan pura-pura acuh saat kami datang. Umi tak mau bergabung saat kami menikmati makan malam dengan pecel lele yang kami beli di jalan. Abi mencoba membujuk, tapi umi tetap tidak mau makan.
Malam itu, menjadi malam terakhir aku berkumpul dengan umi. Kami masih sempat tertawa bersama saat bulik cerita soal mbah putri yang salah masuk ke rumah tetangga. Juga saat abi cerita tentang mbah putri yang salah mengartikan permintaan abi waktu umi hendak mandi seka di rumah sakit PKU Muhamadiyah Gombong. Yang abi maksud, mbah putri menggunakan selimut untuk menutupi umi agar tak terlihat dari luar, tapi mbah putri malah menggunakan selimut untuk menyelimuti mbah putri sendiri. Meski kami semua tertawa, namun umi hanya tersenym saja. Sesak nafas yang dirasakan umi membuat umi tak bisa tertawa, juga tak banyak bicara.
Minggu pagi, kondisi umi terlihat memburuk lagi. Sore sebelumnya, pak haji memberitahu bahwa kondisi ginjal umi sebelah kiri sudah normal, namun yang sebelah kanan belum dan masih harus menjalani perawatan maksimal sembilan hari lagi. Abi dan umi setuju dengan saran pak haji. Namun, Minggu pagi kondisi umi terlihat semakin payah. Selain kakinya yang bengkak, sesak nafas umi juga semakin menjadi. Saat keluarga mba Kiki, om Basir dan mama Indah datang, umi lebih banyak berdiam diri dan memejamkan mata sambil duduk. Umi merasa sedikit nyaman dengan posisi seperti ini.
Waktu Ashar telah datang, kondisi umi semakin parah. Meski sudah ditangani pak haji, kondisi umi semakin mengkhawatirkan. Sesak nafas umi semakin menjadi. Saat abi menyelesaikan sholat Ashar di kamar, kondisi umi sudah berada pada sakaratul maut. Hanya tinggal beberapa tarikan nafas yang tersisa. Kami semua mengerubungi umi dalam kepanikan. Istighfar kami ucapkan, tapi umi sudah tak bisa lagi menjawab. Tak ada kata-kata, tak ada pesan. Umi koma.
Melihat kondisi umi sudah sedemikian parah, pak haji menyarankan agar umi segera dibawa ke rumah sakit terdekat. RSU Serang atau Cikupa, akhirnya kami memilih ke daerah Cikupa karena secara letak daerah Cikupa lebih mendekati ke rumah. Dalam kondisi koma, umi kami bawa dengan mobil pinjaman dari pak haji. Panik dan cemas mewarnai sepanjang perjalanan. Bahkan abi sempat muntah-muntah, barangkali karena panik atau juga laju mobil yang begitu kencang dan berkejaran dengan waktu.
Memasuki daerah Cikupa, kami menemukan sebuah rumah sakit. Tak begitu besar, Rumah Sakit Ibu dan Anak Selaras namanya. Menurut pemeriksaan bu dokter, sepertinya kami datang terlambat, umi sudah tidak tertolong lagi. Tapi untuk memastikan, bu dokter menyarankan untuk mengecek dengan menggunakan alat perekam jantung atau apalah, aku tak begitu paham namanya. Masih ada satu grafik muncul di layar alat tersebut, namun sang suster meminta abi untuk segera menuntun umi mengucapkan kalimat tahlil.
Inna lilahi wa inna ilaihi rojiuun…
Minggu, 101010 sekitar pukul 17.00 wib, dokter menyatakan bahwa umi sudah meninggal. Ya Allah, betapa kami merasa kehilangan, tapi umi bukanlah milik kami, umi milikmu ya Allah, dan kami harus merelakan saat Engkau mengambilnya kembali dari sisi kami.
Selamat jalan umi
Walaupun tertetes air mata, aku ikhlas umi, kami ikhlas
Aku tak ingin langkahmu tersendat karena kami
Selamat jalan umi
Di syurga, nantikan kami..
turut berduka cita.
BalasHapussmoga amal kebaikan di dunia diterima oleh-Nya.
amiin
ikhlaskan sayang...
BalasHapus4JJI ambil ummi spy ummi terbebas dr sakitnya. spy abi & sabilah g'sdih lg liat penderitaan ummi. skrg ummi pasti sdh bahagia disisi-Nya sayang...