25 Jul 2010

Bumi

“ Mbak Evi, main ke bumi ku yuk! “ ajak Tia, tetangga baruku yang baru berumur empat tahun. Tia baru datang dari kampung beberapa hari yang lalu. Selama ini dia tinggal bersama kakek dan neneknya di Ciamis, salah satu daerah yang masyarakatnya menggunakan dua bahasa, Jawa dan Sunda. Malah ditambah bahasa Indonesia, mereka menguasai tiga bahasa.

“ Apa?” tanyaku memastikan apa yang tadi dia ucapkan

“ Main ke bumi ku!” dia mengulangi ajakannya. Dan sebenarnya tadi aku sudah mendengar ajakannya, hanya saja aku perlu memastikan apa yang aku dengar. Bumi? Apa maksudnya, rasanya kami tidak sedang bermain planet-planetan.

“ Kan kita sudah ada di bumi “ jawabku agak bingung. Tia pun tak kalah bingung denganku. Dia tak tahu harus menjelaskan apa padaku.

Mama Tia yang duduk tak jauh dari kami mengerti ketidaknyambungan antara aku dan Tia. Sambil tersenyum mama Tia menjelaskan kalau maksud Tia tadi itu mengajak aku main ke rumahnya. Bumi yang dimaksudkan Tia itu adalah rumah, sedang bumi yang aku maksudkan ya bumi yang sebenarnya, bukan planet lainnya.

Mendengar penjelasan mama Tia, akhirnya kami tertawa semua. Rupanya tia mengatakan bumi dalam bahasa Sunda, sedang aku mengaratikan dalam bahasa Indonesia. 

Setelah membereskan mainan, akupun mengikuti ajakan Tia main ke rumahnya. Memang, sejak datang akulah satu-satunya teman Tia. Tia baru pertama kali ke sini, dan aku merasa sengan mempunyai teman lucu seperti dia. 

Kapan-kapan ajari aku bahasa Sunda ya Tia. Aku sudah bisa mengerti bahasa Jawa, meskipun jarang memakainya. Dan aku ingin juga mengerti bahasa Sunda, syukur bisa mengucapkannya juga.

Gambar dipinjam dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar