Es Kelapa Hadiahnya, Magnum Bonusnya

Aku sempat khawatir, mengapa abi belum juga datang padahal jam sudah menunjukan pukul setengah sembilan. Pembagian raport sudah dimulai sejak pukul delapan, tapi abi belum juga datang. Sebelum kerja, abi berjanji akan meminta ijin untuk mengambil raport di sekolah. 

Pukul 08.45 akhirnya abi datang juga. Tak sempat masuk rumah, abi langsung mengajakku ke sekolah. Suasana sekolah masih cukup ramai meskipun barangkali sudah lebih dari setengahnya yang pulang. 

Benar, saat tiba di kelas hanya tinggal dua wali murid yang belum mendapatkan raport. Rasa cemas dan was-wasku seketika hilang, berubah menjadi rasa bahagia setelah melihat ke papan tulis. Namaku tertulis di nomor pertama dari sepuluh siswa yang mendapat peringkat teratas. Alhamdulillah. Ini berarti pula dalam waktu dekat aku akan segera menikmati segarnya es kelapa di kios ujung pasar sana. 

Es kelapa, hadiah yang tak biasa. Atau bahkan mungkin terlihat aneh bagi orang lain, tapi tidak bagiku. Aku menginginkan itu sebagai hadiahku, bukan karena abi tak mau atau tak mampu membelikan yang lain. Entahlah, rasanya tak ada hadiah lain yang aku inginkan, meskipun es kelapa ini bisa kapan saja aku dapatkan. 

Tak perlu aku banyak meminta, karena abi sudah lebih tahu harus bagaimana. Es kelapa yang aku minta, itu pula yang abi berikan. Tapi meski hanya es kelapa yang aku minta , bukan berarti abi tak menghargai prestasiku. Es kelapa abi berikan sebagai hadiah, ice cream magnum favoritku abi berikan sebagai bonusnya. Dan tidak hanya itu, abi berjanji akan memberikan sebuah bonus lainnya, nanti setelah abi ada rejeki. Bonus apakah yang akan abi berikan? Sungguh, akupun penasaran. 

Jika abi berjanji akan memberikan bonus tambahan, maka akupun berjanji akan memberi tahu kalian bonus apa yang nantinya akan aku dapatkan. Insya Allah. Aku berharap, apapun bonus yang akan abi berikan, semoga saja sesuai dengan yang aku butuhkan. Amin.