Aku tahu abi serius ketika berkata “ cukup, ini pertama dan terakhir bagimu !”. Sepintas terdengar sadis memang, tapi sesungguhnya aku menyadari bahwa ini adalah kesalahanku.
Adalah Boni, teman sekelasku yang menjadi ‘penyebab’ kemarahan abi. Minggu pagi aku minta ijin sama abi untuk kerja bakti di sekolah. Sekalian, usai kerja bakti aku minta ijin main ke tempat Boni. Bukan bohong, semuanya benar adanya. Aku berangkat ke sekolah untuk kerja bakti bersama galuh. Bahkan abi sendiri yang mengantarku ke tempat Galuh. Abi berangkat ngaji, aku dan Galuh pergi untuk kerja bakti.
Usai kerja bakti, sesuai rencana kami main ke tempat Boni. Disinilah kemudian muncul ide dari Boni untuk main game online di warnet. Aku yang sebelumnya pernah main game online ini dengan mbak Endah saat mudik lebaran, jadi tergoda untuk mencoba lagi. Aku, boni dan Galuh akhirnya pergi ke warnet tak jauh dari rumah Boni. Hampir satu jam kami di warnet, dan benar-benar hanya bermain game barbie.
Fatal, rupanya abi tak setuju dengan cara kami yang diluar ijin yang diberikan. Abi memang mengijinkan aku main di tempat Boni tapi abi tak pernah mengijinkan aku ke warnet, tanpa didampingi abi. Abi percaya kalau semua ini bukan ideku, tapi abi tetap tak bisa membenarkan, meskipun hanya sekedar untuk bermain game saja. Aku tahu maksud abi baik, karena itu aku berjanji untuk tidak ke warnet lagi tanpa ijin atau tanpa didampingi abi.
Gambar dipinjam dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar