Manusia hanya bisa berencana, Allahlah yang menentukan akhirnya. Apa yang kami rencanakan ternyata tak sepenuhnya jadi kenyataan. Banyak rencana yang tertunda, diganti atau bahkan dibatalkan sama sekali karena kondisi umi selama di kampung terus saja memburuk.
Dua hari sebelum lebaran, pas abi datang kondisi umi justru sedang berada di titik rendah. Sudah tiga hari umi tidak bisa tidur karena batuknya yang makin menjadi. Jika dibawa tiduran, batuk umi makin menjadi. Terpaksa umi mencoba tidur dalam posisi duduk. Astaghfirulloh, kasihan sekali umi. Setelah diajak berobat abi, Alhamdulillah kondisi umi mulai membaik, tapi dokter melarang umi terlalu banyak aktifitas selama lebaran, termasuk silaturahmi juga harus dibatasi.
Bukan semata karena larangan dokter, tapi kondisi umi di hari terakhir ramadhan belum menunjukan tanda-tanda yang menggembirakan. Acara jalan-jalan di malam takbiran terpaksa dirubah. Umi tak bisa ikut, hanya aku, abi dan mba Menik yang keluar rumah. Begitupun saat hari lebaran, abi dan umi tak ikut berkeliling untuk bersilaturahmi dengan tetangga dan sanak saudara. Sebenarnya kurang lengkap tanpa abi dan umi, tapi terpaksa aku ikut berkeliling bersama keluarga bude Menik, bude Okta dan bude Endah.
Rencana yang juga mengalami perubahan adalah wisata ke pantai Petanahan. Tahun lalu aku, abi dan umi menikmati sunset di pantai Petanahan yang sangat indah. Pengalaman itulah yang mendorong kami ingin mengulang kembali. Tapi kondisi umi sungguh tidak memungkinkan, dan abipun tak tega meninggalkan umi sendiri di rumah. Abi dan umi gagal ke Petanahan. Untung ada pade Menik, pakde Eris, mas Fajar, mas Okta, mas Azis dan mba Menik yang ke sana, jadi aku bisa ikut.
Rencana lain yang juga gagal total adalah ke pasar pagi Cokolan. Ada banyak jajanan yang bisa dibeli di sini, seperti kue serabi, getuk, jenang candil dan juga sate ayam kesukaanku. Tahun lalu, hampir setiap pagi kami berburu sarapan pagi di sini. Tapi tahun ini, sekalipun tak pernah umi ke sini. Boro-boro untuk berjalan kaki, naik motorpun umi tak bisa sejauh ini.
Acara reuni abi dan umi dengan teman-teman SMEA nya juga termasuk gagal. Hanya ada om Lasiman, bude Yuni dan tante Riyati dan keluarganya yang datang. Sementara bude Ani datang di hari lebaran pertama, dan om Suradi datang beberapa hari kemudian.
Banyak, banyak sekali kegiatan selama libur lebaran yang terpaksa kujalani tanpa umi, bahkan terkadang juga tanpa abi. Ya Allah, barangkali lebaran kali ini lebaran termuram bagi kami. Sembuhkanlah umi ya Allah agar hari-hari kami kembali berwarna.
Untuk sahabat semua, meski bukan lagi di hari pertama, izinkan aku mengucapkan selamat Idul Fitri 1431, Mohon maaf lahir dan bathin, semoga ibadah puasa kita – juga ibadah-ibadah lainnya – diterima Allah SWT. Amin.
Gambar dipinjam dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar