Ada kejadian nggak mengenakan ketika aku pulang sekolah kemarin. Seperti biasa aku pulang berdua dengan sahabat dekatku, si Galuh. Saat lewat di depan anak laki-laki yang sedang duduk di pos ronda tak jauh dari sekolah, tiba-tiba salah satu dari mereka meludah dan mengenai tasku. Entah sengaja atau tidak, yang pasti mereka berlagak cuek, dan tidak berusaha untuk meminta maaf. Aku tahu mereka siswa satu sekolah denganku, tapi aku tidak mengenalnya, bertemupun rasanya baru kali itu, jadi hampir tidak mungkin aku pernah berbuat salah padanya. Lalu apa salahku padanya, kok tega-teganya dia meludahi tasku?.
Sengaja atau tidak, yang jelas dia tidak meminta maaf padaku. Belum sempat aku menegur kenakalan mereka, si Galuh sudah lebih dulu terpancing emosinya. Dengan berani Galuh berusaha membelaku. Dia datangi kedua anak laki-laki yang justru melihat ke arah kami sambil cengar-cengir. Adu mulutpun tak dapat di hindari. Aku tak ingin urusan menjadi panjang, maka aku tarik tangan Galuh agar segera pergi meninggalkan mereka. Tak ada gunanya meladeni anak-anak iseng seperti mereka. Kalau mereka ingin menarik perhatian kami, maka sesungguhnya cara mereka mencari perhatian sangat-sangat salah!
Aku memang bisa menahan emosi marahku, tapi aku tak mampu menahan air mataku. Aku kesal, marah dan tetap tak habis pikir kenapa mereka bisa sejahat itu padaku. Apa salahku, toh kita baru sekali ini bertemu? Akhirnya sampai di rumah, kutumpahkan air mataku, berharap emosiku terbawa bersamanya.
Terima kasih abi sudah nentramin hatiku dengan mendengar curhatku dan menuliskannya untukku.
Sabar Bila, mungkin saja temanmu itu tidak sengaja tapi malu untuk meminta maaf. Jangan dendam, kalaupun akhirnya dia benar-benar tidak minta maaf, lupakan saja, mudah2an dia tidak mengulanginya lagi.
BalasHapus